THORIQOOT QOODIRIYYAH WAN NAQSABANDIYYAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA SYEKH AKMAD SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN ( ABAH ANOM )

Minggu, 13 Desember 2009

Maklumat No.PPS.VI.1994 / Tata cara Dzikir

Maklumat No.20.PPS.VI.1994

Bismilahirrohmanirrohiim

Dalam rangka meningkatkan ketertiban dalam melaksanakan pengamalan Thariqat Qodiriyah Naqsyabandiyah, maka dengan ini Abah mengharapkan :
  • Dzikir jahar yang dilaksanakan secara berjamaah harus tertib, tartil/fasih, seirama dan senada, sehingga jelas. terdengar hurufnya (LAA ILAAHA ILLALLAAH), jangan ada yang cepat/kencang, ada yang lambat, tidak teratur, sehingga tidak bisa mencapai konsentrasi atau khusyu’.
  • Bila zikir dilaksanakan sendirian, suaranya jangan keraqs-keras, terutama bila malam telah larut.
  • Zikir karena terlalu khusyu’ sampai ingin menangis, hal itu dobolehkan, dengan catatan jangan sampai mengganggu orang lain, sehingga suasana menjadi goncang, hal itu harus dicegah.
  • Bilamana orang yang zikir dapat mengganggu orang lain, maka imam harus bertindak untuk mencegah orang itu, yaitu dengan memperingati atau merendahkan temperatur suara zikir secara bersama.
  • Berjamaah zikir, baik di mesjid maupun di rumah, hendaknya cukup mengikuti hitungan 165 kali, andaikata ingin lebih banyak, hal tersebut dapat dilaksanakan secara sendirian dengan suara yang tidak terlalu keras.
  • Bila ada yang kebetulan mendapat Inkisaful Qolbi/terbuka hati, hal ini jangan diberitahukan kepada orang lain, tapi cukup dirasakan sendiri sehingga makin mantap.
  • Senantiasa membaca, menghayati dan mengamalkan Tanbih.
  • Senantiasa meningkatkan peribadatan, dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Demikian harapan Abah, semoga para ikhwan dapat melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.


1994-06-25 00:00:00, Tasikmalaya

Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya
KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Pengikut